Paman Dursley berfikir bahwa kejadian aneh tersebut ada hubungannya dengan saudara iparnya yang bernama Lily dan Potter. Paman Dursley adalah orang yang tidak percaya pada hal-hal yang misterius atau berkekuatan gaib. Oleh karena itu, ia dan istrinya yang bernama Petunia tidak mau jika mereka berdua dihubungkan dengan Lily dan Potter sebagai penyihir. Paman Dursley dan bibi Petunia tinggal Privet Drive no. 4 Inggris bersama dengan anak mereka yang bernama Dudley.
Sementara itu, Albus Dumbledore kepala
sekolah penyihir Hogwarts bertemu Profesor Minerva McGonagall, yang juga guru
di Hogwarts, serta seorang raksasa yang bernama Hagrid di luar rumah keluarga
Dursley. Dumbledore bercerita bahwa Voldemort telah membunuh Lily dan Potter,
tetapi ia tidak berhasil membunuh bayi mereka yang bernama Harry. Dumbledore
menyelamatkan Harry dan menaruhnya di depan pintu rumah keluarga Dursley yang
mempunyai hubungan keluarga dengan Harry. Dumbledore berencana memberikan surat
pada Harry yang isinya mengajak Harry untuk bersekolah di Hogwarts.
Saat ulang tahun Dudley yang ke-10 Harry
diajak ke kebun binatang. ketika berada di depan kandang ular boa pembelit dari
Brazil, tiba-tiba ular itu membuka matanya dan seakan-akan berkata bahwa ia
bosan berada disitu. Tiba-tiba kaca bagian depan kandang ular lenyap dan ular
itu meluncur keluar. Paman Dursley menghukum Harry atas kejadian tadi.
Surat misterius yang ditujukan untuk
Harry datang ke rumah keluarga Dursley. Surat itu datang terus dan jumlahnya
semakin banyak. Dursley marah ketika Harry meminta surat tersebut. Akhirnya
Dursley membawa keluarganya mengungsi ke gubuk kecil diatas karang besar yang
menjorok ke laut. Tepat jam dua belas malam saat ulang tahun Harry yang ke-11
ada seorang raksasa yang menemuinya ke gubuk bersamaan dengan badai dan ombak
besar yang menghantam batu karang. Raksasa itu bernama Hagrid. Ia membawa surat
dari Prof. McGonagall untuk membawa Harry ke Hogwarts. Hagrid juga menceritakan
tentang ayah ibu Harry yang meninggal karena di bunuh Voldemort. Luka yang ada
di dahi Harry juga karena Voldemort yang berusaha membunuhnya, tetapi gagal.
Harry terkejut mendengar cerita Hagrid bahwa ayah dan ibunya penyihir terkenal.
Hagrid membawa Harry ke London untuk
berbelanja berbagai keperluan sekolahnya di Hogwarts. Sebelum belanja, Hagrid
mengajak Harry ke Gringotts untuk mengambil uang. Gringotts adalah nama bank
tempat penyihir menyimpan uang. Setelah mengambil uang, Hagrid dan Harry berbelanja.
Di toko Madam Malkin, Harry bertemu Darco Malfoy yang sombong dan arogan. Ia
memamerkan berbagai benda dan hal-hal yang berkaitan dengan dunia sihir hingga
membuat Harry muak padanya.
Pada tanggal 1 September, Dursley
mengantarkan Harry ke stasiun King’s Cross. Harry harus mencari peron sembilan
tiga per empat untuk menemukan kereta Hogwarts Ekspres yang akan membawanya ke
Hogwarts. Harry duduk bersama Ron. Ron banyak bercerita mengenai dunia sihir
yang belum dikenal Harry. Harry dan Ron kemudian berkenalan dengan Hermione.
Harry harus melewati seleksi karakter
untuk masuk ke kelompok Gryffindor. Saat pelajaran ramuan yang diajar Prof
Severus Snape, Harry dicecar pertanyaan yang semuanya tidak dapat dijawabnya.
Terlihat kebencian dari pandangan Prof. Snape kepada Harry. Harry menceritakan
perlakuan Snape kepada Hagrid saat Hagrid mengundangnya minum teh di rumahnya.
Di rumah Hagrid, Harry membaca artikel yang memuat berita pencurian yang gagal
di ruangan besi no. 713 di Gringotts.
Saat pertandingan Quidditch pertamanya,
sapu Harry menjadi tak terkontrol. Hermione melihat Snape sedang membaca mantra
dan membuat sapu Harry tak terkontrol. Hermione menghentikan mantra Snape
dengan membakar jubah Snape dan kemudian memadamkannya sebelum Snape tahu Hermione
yang melakukannya. Sapu terbang Harry kembali terkontrol dan Gryffindor
berhasil memenangkan pertandingan.
Pada hari natal, Harry mendapat bingkisan dari ayahnya yang dititipkan pada Prof. Dumbledore berupa jubah gaib. Siapapun yang menggunakan jubah itu, maka ia tidak akan terlihat. Harry memakainya untuk mengelilingi ruangan di Hogwarts hingga akhirnya ia menemukan Mirror of Erised. Saat Harry melihat cermin itu, ia dapat melihat kahidupan ayah ibunya.
Pada hari natal, Harry mendapat bingkisan dari ayahnya yang dititipkan pada Prof. Dumbledore berupa jubah gaib. Siapapun yang menggunakan jubah itu, maka ia tidak akan terlihat. Harry memakainya untuk mengelilingi ruangan di Hogwarts hingga akhirnya ia menemukan Mirror of Erised. Saat Harry melihat cermin itu, ia dapat melihat kahidupan ayah ibunya.
Setelah natal berlalu, Harry, Ron, dan
Hermione mulai memecahkan misteri hubungan antara kejadian perampokan di
Gringotts dengan sebuah barang yang dijaga anjing berkepala tiga. Dari buku
yang dibaca di perpustakaan mereka akhirnya mengetahui bahwa yang dijaga anjing
berkepala tiga adalah sebuah batu bertuah yang pernah dibuat oleh Nicolas
Flamel dan Dumbledore serta menjanjikan kehidupan abadi bagi yang berhasil
mendapatkannya. Harry melihat sosok berkerudung meminum darah unicorn. Unicorn
adalah makhluk berkepala manusia tetapi berkaki kuda dan dapat berbicara. Sosok
berkerudung itu mencoba menyerang Harry, namun Harry berhasil diselamatkan oleh
Centaurus yang mengatakan bahwa sosok itu adalah Voldemort. Harry juga telah
mengetahui Voldemort mencoba mencuri batu bertuah.
Harry memutuskan bahwa ia harus mendapatkan
batu bertuah sebelum Voldemort mendapatkannya. Malam harinya Harry, Ron, dan
Hermione mnyelinap masuk ke koridor terlarang di lantai tiga. Harry harus
melewati beberapa rintangan untuk mencapai ruangan tempat batu bertuah di
simpan. Di rintangan pertama Harry berhasil mengalahkan anjing berkepala tiga
dengan memainkan seruling. Harry mendapatkan cara tersebut dari Hagrid karena
anjing itu kepunyaan Hagrid. Permainan catur berhasil di taklukkan Ron walaupun
ia harus terluka dan meminta Harry serta Hermione melanjutkan rintangan
berikutnya. Rintangan selanjutnya, Harry dan Hermione harus menentukkan ramuan
mana yang dapat digunakan untuk membuka pintu. Hermione berhasil memecahkan
teka-teki tersebut. Namun hanya satu orang yang bisa masuk ke dalam ruang
berikutnya untuk melanjutkan permainan. Harry masuk dan menghadapi rintangan
berikutnya. Harry bertemu dengan Quirell pada rintangan berikutnya dan Quirell
ingin membunuh Harry. Mengetahui Harry berniat mengambil batu bertuah, maka
Quirell menyuruh Harry berdiri di depan Mirror of Erised melihat apa yang
terjadi dan mengatakannya pada Quirell. Harry melihat dirinya mendapatkan batu
bertuah dan menyimpannya di saku. Pada saat yang sama ia merasakan batu itu
telah berada di dalam sakunya. Harry berbohong pada Quirell mengenai apa yang
dilihatnya. Tiba-tiba Quirell mengurai surbannya dan dari belakang kepala
tampak sepotong wajah mengerikan. Voldemort telah masuk ke tubuh Quirell dan
menyerang Harry hingga pingsan.
Saat sadar, Harry berada di rumah sakit ditemani
Prof Dumbledore. Dumbledore datang menyelamatkan Harry pada saat yang tepat. Ia
juga mengatakan telah menghancurkan batu bertuah bersama Nicolas Flamel.Setelah
kondisinya pulih, Harry, Ron, Dan Hermione mendapat poin atas apa yang telah
mereka lakukan sehingga Gryffindor memenangkan piala asrama. Liburan musim
panas tiba dan Harry memilih pulang untuk menghabiskan liburannya bersama
keluarga Dursley.
Harry Potter
disuruh mempersiapkan rumah untuk kunjungan dari klien potensial Paman Vernon
Dursley. Namun, setelah selesai, paman Dursley menyuruh Harry ke kamarnya. Di
kamar, Harry bertemu Dobby si peri rumah, ia memperingatkan Harry untuk tidak
kembali ke Hogwarts. Ketika Harry menolak, Dobby menyebabkan kekacauan di rumah
dan membuat Harry merusak pertemuan Vernon. Vernon mengunci Harry di kamarnya
untuk mencegah kembali ke Hogwarts. Tetapi, Ron, Fred, dan George Weasley tiba
dengan mobil terbang mereka untuk menyelamatkan Harry dari cengkeraman Paman Vernon,
yang sedang berusaha untuk menarik Harry kembali ke kamarnya. Harry kemudian
dibawa ke The Burrow, rumah keluarga Weasley.
Di The
Burrow, Harry bertemu adik Ron, Ginny, yang akan mulai sekolah di Hogwarts dan
ternyata Harry menyukainya. Harry juga bertemu ayah Ron, Arthur Weasley. Harry
dan keluarga Weasley pergi ke Diagon Alley menggunakan bubuk Floo. Ketika
belanja, Harry bertemu Gilderoy Lockhart, seorang penyihir yang terkenal dan
penulis, dan juga bertemu Draco Malfoy dan ayahnya, Lucius, yang memuji
Voldemort dan mencemooh Harry, Hermione dan keluarga Weasley.
Di Stasiun
King’s Cross, seluruh keluarga Weasley bisa memasuki Platform 9 3/4 tanpa
kesulitan. Namun, Harry dan Ron menemukan bahwa penghalang magis diblokir.
Akibatnya, mereka ketinggalan Hogwarts Express. Kemudian, Harry dan Ron menaiki
mobil terbang dan mencapai Hogwarts, tetapi mereka mendarat di pohon Dedalu
Perkasa. Tongkat Ron rusak dan mobil meng-"gila", mendorong mereka
dan mengemudi sendiri ke dalam Hutan Terlarang. Ketika Harry dan Ron masuk
Hogwarts mereka dilihat oleh Prof. Snape, yang memarahi mereka karena menaiki
mobil terbang ke Hogwarts dan hampir mengeluarkan mereka dari sekolah. Prof.
McGonagall dan Prof. Dumbledore tiba, Prof. McGonagall membela mereka dan
memberitahu mereka bahwa mereka hanya akan menerima penahanan saja.
Tak lama
setelah awal semester, Harry mulai mendengar suara “dingin” datang dari dalam
dinding sekolah. Dimulai saat ia menjalani hukuman dengan Lockhart. Harry, Ron,
dan Hermione menemukan tilusan "Kamar Rahasia telah dibuka, Musuh Pewaris,
berhati-hatilah". Ditulis dengan darah di dinding dan mereka menemukan
bahwa kucing Argus Filch telah membatu. Filch lalu menyalahkan Harry dan
mencoba menyerangnya tapi dihentikan oleh Dumbledore dan McGonagall.
Legenda
mengatakan bahwa Kamar Rahasia hanya bisa dibuka oleh Pewaris Slytherin,
dikatakan menjadi rumah dari makhluk yang hanya akan mematuhi Pewaris. Harry
mencurigai Pewaris itu adalah Malfoy. Gilderoy Lockhart, guru Pertahanan
terhadap Ilmu Hitam, menawarkan sebuah klub duel. Pada pertemuan tersebut Draco
memunculkan ular, dan ternyata Harry bisa bicara dengan ular itu. Hermione
menjelaskan bahwa Harry adalah seorang Parselmouth seperti Salazar Slytherin,
sebuah kesamaan yang menyebabkan isi sekolah percaya Harry adalah Pewaris.
Hermione lalu
membuat Ramuan Polijus untuk menyamarkan diri mereka bertiga sebagai teman
Malfoy. Harry dan Ron berhasil menyamar sebagai Crabbe dan Goyle, namun
Hermione malah berubah menjadi kucing. Harry dan Ron bertanya-tanya pada
Malfoy, tapi akhirnya mereka mengetahui bahwa ia bukanlah Pewaris. Dalam kamar
mandi, Harry menemukan sebuah buku harian dengan tertulis di dalamnya milik
seseorang bernama Tom Marvolo Riddle. Melalui buku itu, Harry terpesona melihat
peristiwa yang terjadi lima puluh tahun yang lalu ketika Tom adalah seorang
siswa Hogwarts. Kenangan-kenangan itu memberatkan Hagrid sebagai sang Pewaris.
Selama tahun
ajaran, Colin Creevey, Justin Finch-Fletchley, Hermione dan bahkan hantu
Gryffindor, Nearly-Headless-Nick ditemukan membatu, dan buku harian Tom Riddle
menghilang. Harry dan Ron memutuskan untuk mengunjungi Hagrid, tapi sebelum
Hagrid bisa menjawab identitas sebenarnya yang membuka Kamar Rahasia, Menteri
Sihir Cornelius Fudge dan Lucius Malfoy tiba. Sementara Ron dan Harry
bersembunyi di dalam Jubah Gaib. Mereka memberitahu Hagrid bahwa mereka
menangguhkan Dumbledore sebagai kepala sekolah dan menangkap Hagrid karena
dianggap telah membuka Kamar Rahasia. Sebelum Hagrid dibawa ke penjara Azkaban,
ia memberitahu Ron dan Harry untuk mengikuti laba-laba ke dalam Hutan Terlarang
untuk mencari tahu kebenarannya.
Mereka pun
melakukannya dan bertemu Aragog, laba-laba raksasa yang dituduh telah
menewaskan siswa lima puluh tahun lalu. Aragog mengungkapkan bahwa dia bukan
rakasa yang membunuh siswa dan Hagrid juga tidak bersalah. Anak-anak Aragog
menyerang Harry dan Ron, tapi mobil terbang datang menyelamatkan mereka.
Harry dan Ron
menemukan selembar kertas di tangan Hermione bahwa raksasa itu adalah basilisk.
Mereka juga mendengar para guru mengatakan bahwa seorang anak telah diculik
yang dikatakan namanya adalah Ginny Weasley. Lockhart dikirim untuk menemukan
Kamar itu dan menyelamatkan Ginny, namun ia mencoba untuk melarikan diri sampai
Harry dan Ron menangkapnya. Ternyata masa lalu Lockhart adalah palsu, ia
menggunakan mantra penghapus-memori para penyihir, lalu mengambil prestasi
mereka untuk dirinya.
Ketiganya
menemukan jalan masuk ke Kamar Rahasia di kamar mandi Moaning Myrtle, gadis
yang meninggal pertama kalinya saat Kamar dibuka. Kemudian mereka masuk dan
menemukan kulit ular raksasa. Setelah Lockhart pura-pura pingsan, ia mencoba
untuk menghentikan Harry dan Ron dengan menggunakan mantra penghapus-memori. Tapi
karena ia memakai tongkat Ron yang rusak, akhirnya mantranya menjadi bumerang
dan menyerangnya sendiri. Lockhart kehilangan memori dan membuat gua runtuh,
memisahkan Harry dan Ron. Harry lalu menemukan Ginny. Lalu Tom Riddle muncul,
menjelaskan bahwa ia adalah memori yang diawetkan dalam buku harian, dan juga
Ginny Weasley yang membuka Kamar Rahasia karena terhipnotis olehnya, yang
mengirim basilisk untuk menyerang, dan bahwa Ginny juga yang menulis pesan di
dinding. Harry menyadari bahwa Riddle adalah Pewaris Slytherin dan ia adalah
Lord Voldemort dalam bentuk remaja. Riddle kemudian mengeluarkan dan menyuruh
Basilisk untuk membunuh Harry. Saat Harry terdesak, burung Phoenix Dumbledore,
Fawkes datang dan menyerang mata Basilisk sehingga ia buta, namun tetap dapat
mendengarnya. Setelah dia keluar dari gua tempat ia dikejar basilisk, Fawkes
lalu memberikan Harry Topi Seleksi, dimana Harry menarik pedang Godric
Gryffindor. Ketika Basilisk membuka mulutnya, Harry langsung menusuk
langit-langit mulutnya menembus kepalanya, namun tangan Harry tertancap taring
beracun Basilisk. Harry buku harian dengan taring beracun Basilisk dengan cara
menusuknya. Ginny kemudian kembali sadar dan menemukan Harry sekarat Tetapi
Fawkes menyembuhkan luka Harry dengan air matanya. Fawkes membawa Harry, Ginny
dan Ron keluar dari Kamar Rahasia.
Dumbledore
melanjutkan jabatannya sebagai Kepala Sekolah dan mengirim dokumen untuk
melepaskan Hagrid dari Azkaban. Dumbledore meredakan kekhawatiran Harry tentang
kelayakannya menjadi seorang Gryffindor dengan mengatakan bahwa hanya yang
benar-benar seorang Gryffindorlah yang bisa memanggil pedang Godric itu.
Akhirnya
Harry tahu bahwa Lucius yang memberikan buku harian untuk Ginny dan Dobby
adalah peri rumah keluarga Malfoy. Lalu Harry membuat Lucius memberikan kaos
kaki kepada Dobby yang membuat Dobby akhirnya bebas dari keluarga. Pada pesta
akhir tahun, semua korban mem-batu Basilisk kembali ke keadaan semula, dan
Hagrid menerima sambutan luar biasa saat ia kembali ke Hogwarts.
Setelah marah
dengan Bibi Marge dan secara tidak sengaja menyebabkan dia mengembang secara
ajaib, Harry Potter melarikan diri dari keluarga Dursley. Harry mengambil Bus
Ksatria ke The Leaky Cauldron, di mana ia bertemu Cornelius Fudge, Menteri
Sihir. Fudge memberi tahu Harry bahwa Bibi Marge telah dikempiskan dan bahwa ia
tidak akan dihukum. Kementerian Sihir hanya peduli tentang keselamatan Harry
karena melarikan diri dari pembunuh-massa Sirius Black dari penjara sihir
Azkaban. Black adalah teman baik dari keluarga dan wali Harry Potter, tapi
mengkhianati keluarga kepada Lord Voldemort yang jahat. Voldemort membunuh
orangtua Harry, tetapi, ketika ia mencoba untuk membunuh Harry, misterius
menghilang. Setelah itu, Black membunuh teman mereka Peter Pettigrew bersama
dengan 12 pengamat muggle.
Harry dan
teman-temannya Ron Weasley dan Hermione Granger kembali ke Hogwarts Sekolah
Sihir dan menemukan keamanan telah diperketat karena Black melarikan diri.
Alasan sekarang dijaga oleh Dementor, gelap, makhluk jahat yang mengeringkan
kebahagiaan orang terdekat dan penjaga penjara Azkaban. Mereka juga menyebabkan
Harry pingsan. Remus Lupin, guru baru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam
memberitahu Harry dia lebih rentan terhadap dementor karena dia telah melihat
kengerian yang tulus di masa lalunya. Lupin setuju untuk mengajari Harry Mantra
Patronus, sebuah perisai melawan Dementor.
Harry
tertekan untuk belajar ia tidak akan diizinkan untuk mengunjungi Hogsmeade,
desa setempat kebanyakan siswa diperbolehkan untuk mengunjungi di akhir pekan.
Ia juga marah dengan Draco Malfoy untuk menghancurkan pelajaran pertama Hagrid
sebagai guru Pemeliharaan Satwa Gaib. Malfoy sengaja membiarkan dirinya
diserang oleh Buckbeak, Hippogriff kesayangan Hagrid, dan ayahnya memastikan
bahwa Buckbeak yang dihukum akan dieksekusi pada akhir tahun sekolah. Sepanjang
tahun, Hermione menggunakan Time-Turner untuk bepergian dalam waktu dan
menghadiri kelas-kelas yang diadakan pada saat yang sama. Black berhasil masuk
ke Hogwarts dua kali, tetapi tidak dapat mencapai Harry. Fred dan George
Weasley menunjukkan jalan rahasia ke Hogsmeade dan memberinya Peta Perampok
kepada Harry.
Selama satu
kunjungan ke desa Hogsmeade, Harry hampir tertangkap saat Ron menemukan bahwa
Scabbers, tikus Ron, telah menghilang. Ron yakin ia telah dimakan oleh
Crookshanks, kucing Hermione, yang menyebabkan perselisihan antara dirinya dan
Hermione. Hermione kemudian menemukan Scabbers di gubuk Hagrid ketika mereka
bertiga mengunjunginya sebelum eksekusi Buckbeak. Dalam perjalanan mereka
kembali dari pondok, tiba-tiba Ron diserang oleh anjing hitam besar dan diseret
ke dalam lorong di bawah pohon ajaib, Dedalu Perkasa.
Harry dan
Hermione mengikuti mereka dan menemukan dirinya dalam satu tahun, naik keatas
gubuk dikenal sebagai Shrieking Shack. Mereka juga menemukan bahwa anjing
merupakan animagus Sirius Black. Harry mencoba untuk menyerang Black ketika
Lupin tiba. Hermione menghadapkan Lupin tentang kebiasaan dia telah diamati
selama kelas dengan dia dan Lupin mengakui menjadi manusia serigala. Lupin
menjelaskan bahwa dia, Black, Pettigrew, dan James Potter, ayah Harry, adalah
teman baik dan menyebut diri mereka sebagai "Marauders". Untuk
membuat transformasi Lupin lebih menyenangkan, teman-temannya semua menjadi
Animagi, manusia yang bisa berubah menjadi binatang. Para Marauders tetap
berteman setelah tumbuh dewasa, dan ketika mereka menentang Voldemort yang
mengejar Potter, Black menjadi Penjaga Rahasia mereka. Namun, Black kemudian
mengungkapkan bahwa dia diam-diam beralih tugas dengan Pettigrew untuk melayani
sebagai umpan. Black menyadari Pettigrew adalah pengkhianat dan, daripada
dibunuh oleh Black, Pettigrew menjadi Scabbers.
Lupin dan
Sirius berupaya untuk mengungkapkan diri Pettigrew, dan Pettigrew mengubah dari
Scabbers dan kembali ke bentuk manusia. Dia mengakui bahwa ia mengkhianati
orangtua Harry, tetapi Harry menghentikan Black dan Lupin menyerangnya.
Sebaliknya, Harry membujuk mereka untuk mengambil Pettigrew kembali ke kastil
Hogwarts untuk membersihkan nama Sirius. Namun, ketika mereka dan mereka
kembali ke kastil, bulan purnama muncul dan Lupin bertransformasi menjadi
manusia serigala. Pettigrew lolos sementara para Dementor datang dan menyerang
Harry dan Sirius. Mereka selamat di menit terakhir oleh Patronus yang Harry
percaya itu dilakukan oleh ayahnya.
Harry
terbangun di dalam kastil dan mengetahui bahwa Black telah ditangkap. Untuk
menyelamatkannya, Harry dan Hermione menggunakan Time-Turner (Pembalik Waktu)
untuk perjalanan kembali ke waktu lampau dan mencegah penangkapannya. Harry dan
Hermione menyelamatkan Buckbeak dan kembali melihat adegan malam, sampai mereka
melihat Dementor menyerang Harry dan Sirius. Harry bertekad untuk melihat siapa
yang mengirimkan Patronus, hanya untuk menyadari bahwa itu adalah dirinya
sendiri. Harry menyelamatkan Sirius dan melarikan diri dengan Buckbeak. Lupin,
yang diketahui sebagai manusia serigala, mengundurkan diri. Harry khawatir
bahwa Pettigrew dapat membantu Voldemort untuk kembali, tapi Dumbledore
mengatakan mungkin Harry harus bersyukur bahwa ia telah membantu menyelamatkan
nyawa Pettigrew.
SINOPSIS
HARRY POTTER AND THE GOBLET OF FIRE
Harry,
Hermione dan Keluarga Weasley pergi untuk menonton final Piala Dunia Quidditch
ketika malamnya terjadi kekacauan di perkemahan. Para Pelahap Maut yang
mengenakan topeng muncul dan membakari tenda-tenda. Harry yang terpisah dari
teman-temannya dan sempat pingsan, sempat melihat seorang penyihir menggumamkan
sesuatu dan mengirimkan tanda kegelapan ke angkasa, tapi ketika Ron dan
Hermione tiba, orang tersebut telah pergi. Mereka nyaris dituduh sebagai orang
yang melepaskan Tanda Kegelapan tersebut.
Ketika
kembali ke Hogwarts, mereka dikejutkan dengan berita bahwa Hogwarts menjadi
tuan rumah untuk penyelenggaraan Turnamen Triwizard, sebuah turnamen yang
diadakan untuk mempererat persaudaraaan antar Sekolah Sihir. Dua sekolah lain
yang mengikuti turnamen ini adalah Akademi Sihir Beauxbatons pimpinan Madame
Maxime dan Institut Durmstrang yang dipimpin oleh Igor Karkaroff. Setiap
sekolah akan diwakili oleh seorang juara, yang akan dipilih oleh Piala api.
Syarat untuk mengikuti turnamen ini harus diatas 17 tahun demi keselamatan para
siswa (kata Barty Crouch Sr)
Piala Api
telah memuntahkan 3 nama untuk 3 sekolah, yaitu Fleur Delacour dari
Beauxbatons, Viktor Krum dari Durmstrang, dan Cedric Diggory dari Hogwarts
ketika semua orang mengira seleksi telah berakhir. Namun ternyata Piala Api mengeluarkan
lagi satu nama, Harry Potter. Semua orang mengira Harry yang masih di bawah
umur 17 berlaku curang. Sampai ketika Mad Eye-Moody, guru Pertahanan Terhadap
Ilmu Hitam Hogwarts tahun ini, menepiskan anggapan mereka, dan mengatakan bahwa
dibutuhkan sihir yang sangat kuat untuk merekayasa Piala Api. Meski kedua
sekolah lain mengajukan protes, akhirnya Harry ditetapkan sebagai salah satu
juara oleh Barty.
Berbagai
tanggapan diperoleh Harry dari orang-orang terdekatnya. Bahkan Ron, sahabatnya
pun juga iri. Hermione percaya bahwa bukan Harry yang memasukkan namanya ke
dalam Piala Api dan dia terus mendukung Harry. Sirius yang masih dalam pelarian
memperingatkan Harry untuk berhati-hati karena peserta turnamen sangat rentan
terhadap kecelakaan. Di tugas pertama, keempat juara diperintahkan untuk
mengambil telur emas dari seekor naga, di mana di dalam telur tersebut berisi
petunjuk untuk tugas kedua. Harry dan ketiga juara lain berhasil mengambil
telur emas tersebut dan lolos dari serangan naga.
Di hari
Natal, diadakan Pesta Dansa (tradisi turnamen triwizard), dimana para juara
diwajibkan memiliki pasangan karena mereka akan melakukan dansa pembukaan.
Harry yang mengincar seeker Ravenclaw yang cantik, Cho Chang, tidak bisa
mendapatkannya karena sudah diajak duluan oleh Cedric Diggory. Akhirnya Harry
ke pesta tersebut berpasangan dengan Parvati Patil, Ron dengan Padma Patil, dan
Hermione (yang sampai mengejutkan Ron) berpasangan dengan Victor Krum, sang
juara Durmstrang.
Tugas kedua
adalah menyelamatkan sandera di bawah laut. Sandera Harry adalah Ron, sandera
Krum adalah Hermione, sandera Cedric adalah Cho Chang, dan sandera Fleur adalah
adiknya, Gabrielle. Fleur tidak bisa menyelamatkan adiknya akibat serangan
Grindylow. Harry yang melihat Gabrielle, adik Fleur masih tergantung, dan dia
melihat para Putri duyung sudah jauh, dia akhirnya juga menambil Gabrielle yang
akhirnya di anugerahi juara ke-2 karena bukan hanya menolong Ron, tapi juga
yang lainnya.
Setelah tugas
kedua, Harry menemukan mayat Barty Crouch, wakil dari Kementrian Sihir untuk
Turnamen Triwizard, lalu bergegas ingin pergi ke kantor Dumbledore untuk
melaporkannya. Sesampainya di sana, Harry diminta untuk menunggu di kantor
Dumbledore, dan saat itulah Harry masuk ke dalam Pensieve, membawa Harry ke
dalam ingatan Dumbledore bertahun-tahun yang lalu, ketika Kementrian sedang
mengadili putra Barty Crouch, Barty Crouch Jr. dengan tuduhan sebagai Pelahap
Maut yang akhirnya diberi kutukan Crucio oleh Prof. Alastor Moody.
Tugas ketiga
adalah masuk kesebuah labirin untuk mencari Piala Triwizard yang sudah diletakkan
oleh Prof. Moody. Siapa yang lebih dahulu menemukan Piala itu, dialah yang menjadi
juara Turnamen Triwizard. Cedric dan Harry masuk terlebih dahulu, diikuti Krum,
dan terakhir Fleur. Dalam tugas ini, ternyata Krum telah beri d Kutukan
Imperius, dan ia menyerang siapa saja yang ditemuinya. Ia menyerang Fleur yang
akhirya gugur. Bahkan Cedric dan Harry juga dia serang, dan ketika mereka sedang
menghindari Krum, mereka telah melihat jalan menuju Piala Api. Cedric terhambat
karena tanaman membelitnya. Sejenak Harry ragu, tapi ia kembali ke Cedric dan
membantunya melepaskan diri. Mereka pun sepakat untuk menjadi juara bersama.
Ketika mereka menyentuh Piala Api tersebut bersamaan, Harry menyadari bahwa
Piala itu adalah Portkey. Setelah sadar dimana mereka berada, Peter Pettigrew
membunuh Cedric atas perintah Voldemort yang sedang digendongnya. Ia juga
memantrai sebuah patung untuk menawan Harry. Mulailah ritual pembangkitan
Voldermort. Dengan darah tercampur didalam tubuhnya, Harry melihat kengerian
ketika Voldemort bangkit. Voldemort ingin berduel dengan Harry. Tongkat
Voldermort mengeluarkan bayangan orang-orang yang pernah dibunuhnya, termasuk
orang tua Harry dan Cedric. Ayah dan Ibu Harry menyuruhnya untuk kembali ke
Piala agar dapat kembali ke sekolah, Cedric menyuruh Harry untuk mengembelikan
tubuhnya kepada ayahnya, mereka akan menahan Voldemort sebentar untuk
memberikan Harry waktu untuk pergi. Maka Harry pergi sambil membawa tubuh
Cedric, kembali menyentuh Piala yang membawanya kembali ke Hogwarts.
Para
penonton yang melihat Harry dan Cedric pergi membawa Piala bersorak kegirangan, sebelum mereka
akhirnya menjadi histeris ketika sadar bahwa Cedric Diggory telah menjadi mati.
Harry yang tengah shock dibawa oleh Prof. Moody kembali ke kastil. Dan beberapa
saat kemudian terkuaklah rahasia, bahwa ternyata selama ini dia adalah Barty
Crouch Jr yang menyamar dengan meminum ramuan PoliJuice, yang ditugasi untuk
membawa Harry di malam Voldermort bangkit kembali.
SINOPSIS
HARRY POTTER AND THE ORDER OF THE PHOENIX
Tidak banyak
penyihir yang percaya (atau mau percaya) bahwa Voldermort telah kembali,
termasuk Kementerian Sihir. Harry dan Dumbledore dianggap menyebar kabar bohong
dan dianggap terganggu jiwanya. Meskipun demikian, masih banyak orang yang
percaya pada Dumbledore, dan mereka inilah yang tergabung dalam Orde Phoenix.
Namun karena situasi belum memungkinkan, mereka bergerak secara diam-diam untuk
menghindari kecurigaan dari Kementerian. Mereka menggunakan kediaman Sirius,
Grimmauld Place nomer 12 sebagai Markas Besar, sehingga Sirius tidak lagi dalam
pelarian (tapi tetap bersembunyi karena pihak kementrian masih mencarinya).
Sementara
itu, Harry yang diawasi siang-malam (tanpa sepengetahuannya) oleh anggota Orde,
semakin sering mengalami sakit pada bekas lukanya. Emosinya sering tak
terkendali. Pada suatu malam ia dikejutkan dengan hadirnya dementor di Privet
Drive, yang hendak menyerang dirinya dan Dudley. Untunglah ia berhasil
menghasilkan patronus untuk melawan mereka. Namun akibat dari hal ini, dia nyaris
diusir oleh pamannya (karena dikira menyerang Dudley), menghadapi persidangan
di Kementerian Sihir dan terancam dikeluarkan dari Hogwarts.
Di
persidangan tak seorangpun percaya bahwa ada Dementor berkeliaran di daerah
Muggle. Tapi ketika Dumbledore mengatakan bahwa Kementerian tidak punya hak
untuk mencampuri urusan sekolah, termasuk dalam hal ini mengeluarkan seorang
murid, Harry pun bebas dari segala tuduhan.
Namun mimpi
buruk Harry masih berlanjut. Untuk pertama kalinya dalam 5 tahun, Harry diajar
oleh seorang guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang berasal dari Kementerian
Sihir, Dolores Umbridge. Harry berulang kali mendapat detensi karena mengatakan
bahwa Voldermort telah kembali. Harry dan seluruh murid kelas 5 akan menjalani
ujian OWL, dimana mereka sudah harus berpikir pelajaran apa saja yang akan (dan
mau) menerima mereka di kelas 6, serta tentang karier apa yang mereka minati
selepas sekolah. Di tengah tekanan Umbridge dan segala dekritnya, Harry, atas
dukungan penuh dari Ron dan Hermione, memimpin sekelompok anak untuk
mempraktekkan pertahanan terhadap ilmu hitam dalam sebuah kelompok yang mereka
namai Laskar Dumbledore (LD). LD beranggotakan cukup banyak anak, selain Ron,
Hermione, Ginny, Neville, Luna Lovegood, Fred & George, Cho Chang, dan
beberapa anak dari asrama lain yang kelihatannya lebih ingin tahu apakah benar
pikiran Harry terganggu seperti yang diberitakan koran-koran, atau ingin tahu
cerita yang sebenarnya tentang kematian Cedric dan kembalinya Voldermort.
Penglihatan
yang dialami Harry akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa dia dan Voldermort,
entah bagaimana, saling terhubung. Harry merasakan amarah dan kesenangan
Voldermort. Suatu saat hal ini menguntungkan, karena menyelamatkan Arthur
Weasley dari maut. Tapi Dumbledore kemudian menugaskan Snape untuk mengajari
Occlumency, untuk menutup pikirannya dari Voldermort. Harry dan Snape yang
sama-sama tidak senang dengan hal ini, tetap melakukannya, sampai suatu saat
Harry memasuki Pensieve Snape dan mendapati alasan mengapa ia begitu membenci
ayahnya dan Sirius. Snape sangat sangat marah ketika memergoki Harry dan
menolak untuk mengajarinya sejak saat itu.
Hagrid yang
baru saja kembali setelah sekian lama pergi, ternyata membawa serta Grawp,
adiknya yang raksasa asli. Ia dan Madame Maxime sebenarnya ditugasi Dumbledore
untuk mendekati para raksasa agar tidak bergabung dengan Voldermort. Tapi tidak
berhasil, karena ternyata para Pelahap Maut telah mendekati mereka terlebih
dahulu. Ketika pulang, Hagrid membawa Grawp (karena ibu mereka telah meninggal)
yang bertubuh mungil (untuk ukuran raksasa).
Klimaks dari
seri ke-5 ini adalah pertempuran di Kementerian Sihir. Harry dipancing untuk
pergi ke Kementerian Sihir, di mana ternyata di sana sudah menunggu para Pelahap
Maut. Mereka menjebak Harry untuk mengambil Ramalan di Departemen Misteri.
Ramalan tentang dirinya dan Voldermort. Harry, Ron, Hermione, Luna dan Neville
berusaha menyelamatkan diri dari serangan para Pelahap Maut, ketika sejumlah
anggota Orde Phoenix datang membantu. Terjadilah pertempuran sengit, dimana
akhirnya Sirius terbunuh.
Di akhir
cerita Dumbledore memberitahu Harry tentang Ramalan tersebut, yang ternyata
dibuat oleh Professor Trelawney, bahwa untuk bertahan hidup, ia dan Voldermort
harus saling membunuh, karena yang satu tidak bisa bertahan bila yang satu
tetap hidup.
SINOPSIS
HARRY POTTER AND THE HALF BLOOD PRINCE
Khawatir
dengan pengalaman pertemuannya dengan Voldemort di Kementerian Sihir, Harry merasa
enggan untuk kembali ke Hogwarts. Dumbledore mendorongnya untuk kembali,
setelah mengajaknya untuk menemui seorang mantan guru Hogwarts, Horace Slughorn.
Dengan bantuan Harry, ia berhasil membujuk Slughorn agar mau kembali mengajar
di Hogwarts.
Sementara
itu, Pelahap Maut mulai menimbulkan kerusakan baik di kalangan Muggle maupun
Penyihir. Mereka menghancurkan Jembatan Millenuim serta menculik pembuat
tongkat sihir Mr. Ollivander dan menghancurkan tokonya di Diagon Alley.
Bellatrix
Lestrange berhasil membujuk Severus Snape untuk melakukan Sumpah Tak Terlanggar
dengan ibu Draco Malfoy, Narcissa. Sumpah ini memastikan agar Snape melindungi
Draco dan menyelesaikan tugas yang diberikan Voldemort kepada Draco, jika Draco
gagal melakukannya.
Harry, Ron,
dan Hermione, ketika sedang berada di Diagon Alley, mengikuti lalu melihat
Draco memeasuki toko Borgin and Burkes dan mengambil bagian dalam sebuah ritual
bersama kelompok Pelahap Maut. Selanjutnya, ketiga sahabat ini terus mewaspadai
tindak-tanduk Draco.
Di Hogwarts,
sekolah diamankan secara ketat baik oleh pihak sekolah maupun Kementerian Sihir
untuk memastikan agar Pelahap Maut tidak dapat mendekati sekolah tersebut.
Dengan kembalinya Slughorn mengajar Ramuan, Snape kini mendapatkan posisi untuk
mengajar Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Profesor McGonagall mendorong Harry
dan Ron untuk mengambil kelas Ramuan, yang kini diajar Slughorn yang mau
menerima siswa dengan nilai OWL yang lebih rendah. Harry dan Ron, yang tidak
membeli buku teks karena tidak menduga bahwa mereka dapat mengambil kelas itu,
dipinjami buku teksnya dari kelas Ramuan.
Buku pinjaman
Harry sudah dibubuhi tulisan-tulisan petunjuk yang lebih tepat untuk membuat
ramuan dan mantra-mantra lain, dan dengan segera membuat Harry menjadi siswa
Ramuan nomor satu melebihi siswa lainnya di kelasnya. Harry menemukan di
sampulnya bahwa buku itu pernah dimiliki oleh "Pangeran
Berdarah-Campuran". Hermione mencari di perpustakaan namun tidak dapat
menemukan apa-apa mengenai nama ini. Setelah mengikuti petunjuk tulisan
'Pangeran Berdarah-Campuran', Harry kemudian berhasil memenangkan hadiah cairan
keberuntungan, Felix Felicis, dari Profesor Slughorn karena keberhasilannya
membuat sebuah ramuan yang sangat sulit.
Ketika akan
mengikuti pertandingan Quidditch, Ron merasa gugup. Harry berbuat seolah-olah
ia menambahkan cairan keberutungan ke minuman Ron, untuk menaikkan kepercayaan
diri Ron. Akibatnya, Ron sukses besar menjadi kiper Quidditch dari tim
Gryffindor, dan mendapatkan cinta Lavender Brown. Keduanya berciuman di pesta
perayaan kemenangan Gryffindor di Ruang Rekreasi. Hermione yang melihat ini,
lari meninggalkan ruangan itu sambil menangis, diikuti oleh Harry. Kepada
Harry, Hermione mengakui bahwa ia memiliki perasaan kepada Ron dan mengerti
bagaimana perasaan Harry ketika Ginny, yang ditaksirnya, berciuman dengan Dean
Thomas.
Pada liburan
Natal, Harry menghabiskan liburannya bersama keluarga Weasley, sambil
berdiskusi bersama Mr. Weasley, Remus Lupin, dan Tonks mengenai situasi
Hogwarts. Tiba-tiba terjadi serangan Pelahap Maut yang hendak menculik Harry.
Mereka berhasil menggagalkan upaya Pelahap Maut itu, namun rumah keluarga
Weasley, The Burrows, meledak dan terbakar. Kejadian ini menyebabkan
Harry menyesali diri karena dialah yang menimbulkan bahaya kepada orang-orang
yang disayanginya.
Dumbledore
mengungkapkan memori Tom Riddle—nama asli Voldemort—melalui Pensieve kepada
Harry, juga memori Slughorn di mana Riddle menanyakan mengenai suatu Sihir
Hitam. Sayangnya memori itu telah diubah Slughorn sehingga tidak diketahui
sihir hitam apa yang dibicarakan Slughorn dengan Riddle. Dumbledore mengatakan
bahwa Slughorn mungkin takut akan konsekuensinya jika pembicaraan ini
terungkap. Dumbledore juga percaya bahwa jika Sihir Hitam yang dibicarakan ini
terungkap, maka mereka akan memiliki jalan untuk mengalahkan Voldemort.
Karenanya, Dumbledore menyuruh Harry untuk berusaha mendekati Slughorn supaya
akhirnya ia mau memberikan memori yang asli.
Dengan
menggunakan cairan keberuntungan Felix Felicis yang dimenangkannya pada awal
tahun masuk sekolah, Harry 'secara beruntung' berhasil mempertemukan Slughorn
dengan Hagrid. Keduanya mabuk setelah upacara penguburan laba-laba raksasa
Aragog milik Hagrid, dan Harry berhasil membujuk dan meyakinkan Slughorn untuk
memberikan memori yang sesungguhnya.
Memori ini
mengungkapkan bahwa Riddle menanyakan mengenai Horcrux, sebuah cara dalam Sihir
Hitam untuk membagi jiwa ke dalam Horcrux sehingga pembuatnya tidak dapat mati
selama Horcruxnya tidak dihancurkan. Dumbledore mengungkapkan bahwa Buku Harian
Riddle (yang dihancurkan Harry pada buku kedua) dan sebuah Cincin milik ibu
Voldemort adalah dua dari keenam Horcrux yang dibuat Riddle. Mereka harus
mencari seluruh Horcrux dan menghancurkan semuanya supaya Voldemort dapat
dikalahkan.
Harry
kemudian semakin mencurigai tindak-tanduk Draco, mengikutinya di sekolah, tapi
gagal untuk mengetahui apa yang direncanakan oleh Draco. Harry percaya bahwa
Draco ada dibalik dua upaya untuk membahayakan hidup Dumbledore: yang pertama
melalui kalung mematikan yang dititipkan oleh entah siapa kepada Katie Bell (di
bawah Kutukan Imperius) untuk diberikan kepada Dumbledore sebagai hadiah; yang
kedua melalui sebuah botol minuman Mead beracun yang hendak dihadiahkan
Slughorn, juga terkena kutukan yang sama, kepada Dumbledore. Kejadian yang
kedua ini diketahui secara tidak sengaja ketika minuman itu diminum oleh Ron.
Ron kemudian
dirawat di rumah sakit, dan ketika sedang tidak sadar, ia mengigaukan nama
Hermione di hadapan Lavender, yang langsung patah hati. Setelah insiden ini,
Harry memojokkan Draco di sebuah toilet dan bertarung dengannya di sana. Harry
menggunakan mantera Sectumsempra, yang pernah dibacanya di buku milik
Pangeran Berdarah-Campuran. Mantera itu dengan hebat melukai dan membahayakan
jiwa Draco. Snape tiba dengan segera, terbawa oleh Sumpah Tak Terlanggarnya,
dan menyembuhkan Draco sementara Harry pergi tergesa-gesa. Ginny meyakinkan
Harry untuk menyembunyikan buku itu di Kamar Kebutuhan untuk menghindarkan
dirinya dari menggunakan buku itu lagi. Di Kamar itu, mereka menemukan Lemari
Penghilang, yang sedang diusahakan perbaikannya oleh Draco, namun baik Harry
maupun Ginny sama sekali tidak menyadari mengenainya. Ginny menyembunyikan buku
itu dan kemudian berciuman dengan Harry.
Dumbledore
mengajak Harry untuk membantunya menemukan salah satu Horcrux lainnya, di
sebuah tempat yang baru diketahuinya. Keduanya ber-apparate ke sebuah
tebing tepi laut, dan masuk ke sebuah gua tempat Horcrux itu disembunyikan. Di
tengah-tengah danau di dalam gua itu terdapat sebuah pulau kristal kecil, dan
mereka menemukan sebuah ceruk berisi cairan beracun yang di dasarnya terdapat
Horcrux itu. Untuk dapat mengambil Horcruxnya, cairan itu harus diminum.
Dumbledore menyuruh Harry untuk memaksa dirinya tetap minum cairan beracun itu,
karena ia mengetahui bahwa cairan itu dapat mengubah pikiran. Dumbledore
menghabiskan cairan beracun itu dengan dibantu-paksa diminumkan oleh Harry.
Setelah habis, sementara Dumbledore memulihkan diri dari cairan itu, Harry
meraih Horcrux yang berbentuk kalung liontin potret. Saat itu, sangat banyak
Inferi (mayat hidup) bergerak dari dasar danau dan menyerang mereka. Dumbledore
berhasil kembali ke kesadarannya tepat pada waktunya dan membakar semua Inferi
itu, lalu keduanya ber-apparate kembali ke Menara Astronomi di Hogwarts.
Dumbledore,
yang masih lemah akibat minum cairan beracun itu, menyuruh Harry untuk
memanggilkan Snape. Namun sebelum Harry sempat pergi, terdengar langkah-langkah
kaki dan Dumbledore menyuruh Harry untuk bersembunyi di sisi bawah tingkap
Menara itu. Suara langkah kaki itu ternyata adalah Draco, yang bersiap untuk
membunuh Dumbledore atas perintah Voldemort, tetapi—dari dalam dirinya—ia tidak
dapat melakukannya. Sementara itu, Lemari Penghilang telah berhasil diperbaiki
sehingga Bellatrix dan para Pelahap Maut lainnya berhasil memasuki Hogwarts
melalui Lemari pasangannya di toko Borgin and Burkes, dan menggabungkan diri
dengan Draco di Menara berhadapan dengan Dumbledore. Snape secara diam-diam
datang melalui tingkap bawah tempat Harry bersembunyi, memberi isyarat agar Harry
tetap diam, lalu naik ke atas dan bergabung dengan Pelahap Maut lainnya. Snape
lalu melontarkan kutukan Avada Kedavra terhadap Dumbledore yang langsung
membunuhnya. Kutukan itu menghantam Dumbledore dan melempar tubuh Dumbledore
jatuh ke bawah dari sisi Menara. Snape, Draco, dan Pelahap Maut lainnya
meninggalkan sekolah, Bellatrix melontarkan lambang Pelahap Maut ke atas
sekolah, lalu menghancurkan Aula Besar, dan membakar pondok Hagrid sambil
tertawa riang.
Harry
berusaha untuk menghentikan mereka, dan menyerang Snape menggunakan mantera Sectumsempra.
Namun Snape menangkis mantera itu dan berhasil menjatuhkan Harry. Sebelum
pergi, Snape mengatakan bahwa dialah pencipta mantera Sectumsempra dan
bahwa dialah 'Pangeran Berdarah-Campuran' itu.
Para staf
guru dan murid-murid Hogwarts berkabung atas kematian Dumbledore dan Ginny
menghibur Harry atas kejadian itu. Ketika ditanya, Harry sama sekali menolak
untuk mengatakan kepada Profesor McGonagall mengenai apa yang dilakukannya
bersama Dumbledore.
Belakangan,
Harry mengungkapkan kepada Ron dan Hermione bahwa Horcrux yang ditemukannya
bersama Dumbledore itu adalah palsu, berisikan sebuah pesan dari
"R.A.B." yang menyatakan bahwa R.A.B. ini telah mengambil Horcrux itu
dan berharap agar Voldemort tidak lagi dapat hidup abadi. Harry memberi tahu
kedua rekannya bahwa ia tidak akan kembali ke sekolah pada tahun yang akan
datang, dan sebaliknya akan mencari R.A.B. dan Horcrux-Horcrux lainnya supaya
Voldemort pada akhirnya dapat dibinasakan. Ron dan Hermione mengingatkan Harry
bahwa mereka adalah sahabat-sahabatnya dan mereka akan turut pergi bersama
Harry dalam misinya itu.
Meninggalkan
rumah Dursley
Harry Potter memasuki umur 17 tahun di mana ia mencapai umur kedewasaan
secara dunia sihir. Sebelum berumur 17 tahun, Harry masih terlindung dari
Voldemort selama ia tinggal di rumah keluarga Dursley yang memiliki pertalian
darah dengannya. Dengan memasuki umur kedewasaannya, mantera itu akan terangkat
dengan sendirinya dan mengharuskan Harry untuk melindungi dirinya sendiri.
Atas informasi dari Severus Snape, Lord Voldemort dan para pengikutnya
mengetahui informasi mengenai akan terangkatnya mantera perlindungan ini dan
berencana untuk menyergap Harry ketika ia akan meninggalkan rumah keluarga
Dursley. Voldemort juga sedang mencari tongkat sihir baru yang dapat mengatasi
tongkat sihir Harry. Sesaat sebelum mantera perlindungan Harry berakhir,
keluarga Dursley diamankan ke tempat yang dirahasiakan, dan beberapa anggota
Orde Phoenix tiba untuk mengawal Harry ke tempat yang aman. Enam orang menyamar
sebagai Harry, tapi Harry yang asli ketahuan dalam perjalanan dan diserang oleh
Voldemort dan para Pelahap Mautnya. Harry berhasil melarikan diri ke rumah
keluarga Weasley, the Burrow, tapi Hedwig dan Mad-Eye Moody terbunuh dalam
pertempuran.
Beberapa hari kemudian, Mentreri Sihir Rufus Scrimgeour tiba di
kediaman Weasley dan memberikan warisan Dumbledore untuk mereka: Deluminator
untuk Ron (alat seperti korek api yang dapat memadamkan/menyalakan cahaya);
buku mengenai kisah anak-anak sihir untuk Hermione dan untuk Harry, pedang
Godric Griffyndor dan Snitch pertama yang ditangkap Harry dalam pertandingan
Quidditch pertamanya. Namun demikian, pedang Gryffindor ditahan oleh Menteri
Sihir, karena kementerian berpendapat bahwa pedang tersebut bukanlah milik
Dumbledore. Belakangan, dari Snitch itu muncul sebuah petunjuk yang ditulis
oleh Dumbledore: "Aku membuka pada penutup" ("I open at the
close"). Walaupun ketiganya belum dapat mengetahui mengapa Dumbledore meninggalkan
masing-masing mereka benda-benda tersebut, mereka mempercayai bahwa benda-benda
itu dimaksudkan entah bagaimana untuk membantu mereka menemukan
[horcrux-horcrux] Voldemort.
Pencarian
Horcrux
Dalam resepsi pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour, Patronus darri
Kingsley Shacklebolt Kementerian Sihir telah jatuh dan para Pelahap Mautsedang mendatangi mereka. Harry, Ron, dan Hermione melarikan diri dengan berdisapparate,
dan akhirnya berlindung di markas besar Orde Phoenix yang telah ditinggalkan di
Grimmauld
Place nomor dua belas, rumah yang diwarisi Harry dari Sirius Black.
Di
rumah ini, Harry mendapati bahwa ternyata adik Sirius, Regulus yang
tewas oleh Voldemort, memiliki nama Regulus Arcturus Black yang
berinisial
sama dengan "R.A.B." yakni orang yang mengambil Horcrux
liontin Salazar Slytherin dari gua pinggir laut yang
tersembunyi. Hermione teringat pernah melihat sebuah liontin di antara
barang-barang milik Kreacher, peri rumah di tempat itu. Kreacher merujuk Mundungus
Fletcher yang mengakui telah mencuri liontin itu dari si peri rumah dan
menggunakannya untuk menyogok Dolores Umbridge dari kementrian Sihir menggunakan samaran Ramuan Polijuice. Mereka
berhasil mengambil liontin itu dari leher Umbridge tanpa disadarinya, tapi
tempat persembunyian mereka di Grimmauld Place berhasil diketahui musuh. muncul
dengan peringatan bahwa
Ketiga sahabat itu melarikan diri. Mereka tidak berhasil membuka
apalagi menghancurkan liontin itu, dan bergantian memakai liontin itu untuk
menjaganya. Mereka juga berhasil mengetahui bahwa pedang "warisan
Dumbledore" yang ditahan oleh kementerian sebenarnya adalah pedang tiruan;
dan bahwa pedang Gryffindor yang aslilah yang dapat menghancurkan
Horcrux-Horcrux itu. Harry hendak mencari pedang itu, tapi Ron, yang khawatir
akan keamanan keluarga dan kecewa karena ternyata Harry tidak memiliki rencana
apa pun dari Dumbledore, meninggalkan Harry dan Hermione. Keduanya kemudian
pergi ke Godric's Hollow untuk
mencari pedang itu. Di sana, mereka disergap oleh Voldemort dan Nagini. Ketika
mereka berhasil melarikan diri, Hermione tanpa sengaja mematahkan tongkat sihir
Harry.
Di Hutan Dean, Harry melihat
sebuah Patronus berbentuk Rusa Betina di dekat
tempat mereka berkemah. Patronus itu membawanya ke sebuah kolam es berisikan
pedang Gryffindor. Ketika Harry berusaha untuk menyelam ke dalam kolam es untuk
mengambil pedang tersebut, Horcrux liontin yang dikenakannya tiba-tiba mengetat
dan berusaha mencekik lehernya. Ron, yang menggunakan Deluminator untuk mencari
Harry dan Hermione, tiba dan berhasil menyelamatkan Harry dari tenggelam di
kolam itu, mengambil pedang, dan kemudian berhasil menghancurkan liontin itu.
Ron memperingatkan Harry dan Hermione bahwa nama Voldemort sekarang telah
menjadi dimanterai Tabu - sehingga orang yang berani menyebut nama itu akan
menyebabkan tempatnya bersembunyi akan tersingkap..
Ketiga sahabat pergi mengunjungi Xenophilius Lovegood, ayah Luna,
untuk menanyakan mengenai simbol yang pernah mereka lihat digunakan oleh
Xenophilius dan simbol yang sama dengan simbol yang ada di buku anak-anak milik
Hermione. Lovegood menyatakan bahwa simbol itu adalah simbol dari Relikui
Kematian (the Deathly Hallows), tiga benda legendaris yang dapat
menaklukkan kematian: Tongkat Elder (Elder Wand),
Batu Kebangkitan (Resurrection
Stone), dan Jubah Gaib.
Ketika ditekan mengenai keberadaan Luna, Lovegood mengakui bahwa para Pelahap
Maut telah menculik putrinya; dan bahwa ia juga telah memberitahu Kementerian
Sihir (yang telah dikontrol oleh para Pelahap Maut) mengenai keberadaan
ketiganya; namun mereka berhasil melarikan diri.
Beberapa pemburu harta karun menangkap ketiganya di perkemahan mereka
setelah Harry secara ceroboh menyebut nama Voldemort. Mereka dipenjarakan di
rumah keluarga Malfoy, bersama-sama dengan Luna Lovegood, Dean Thomas, Ollivander si pembuat
tongkat sihir, dan goblin Griphook. Ketika menemukan
pedang Gryffindor di antara milik mereka, Bellatrix Lestrange mencurigai bahwa mereka
telah mencuri masuk ke tempat penyimpanan miliknya di Bank Gringotts. Bellatrix
menyiksa Hermione untuk mendapatkan informasi. Dobby berapparate ke
penjara bawah tanah tempat mereka semua disekap dan menyelamatkan mereka. Petter Pettigrew turun ke
bawah tanah untuk menyelidiki kegaduhan dan mencekik Harry, yang mengingatkan
bahwa Pettigrew berhutang nyawa kepadanya. Cengkeraman Pettigrew melemah,
tangan peraknya terlepas dan mencekik tuannya sendiri sampai mati sebagai
balasan hutang nyawa itu. Harry dan Ron berlarian menaiki tangga untuk
menyelamatkan Hermione. Ron melucuti Bellatrix sementara Harry mengalahkan dan
mengambil tongkat sihir Draco. Dobby muncul kembali dan mereka berempat
berapparate ke rumah Bill dan Fleur Weasley. Sesaat sebelum mereka menghilang,
Bellatrix melemparkan pisau dan secara fatal menembus tubuh Dobby.
Di kediaman Bill, Ollivander membenarkan akan keberadaan Tongkat Elder
itu. Ia juga mengungkapkan bahwa sebuah tongkat sihir dapat memilih untuk
berganti ke tuan yang baru jika pemiliknya dikalahkan atau dilucuti. Tindakan
Bellatrix meyakinkan ketiga sahabat itu bahwa ada Horcrux lain yang
disembunyikan di lemari besi Lestrange. Dengan bantuan Griphook, mereka
memasuki Gringotts dan berhasil mengambil Horcrux yang lainnya, Piala
Helga
Hufflepuff. Griphook mencuri pedang Gryffindor, karena menganggap
bahwa pedang itu sesungguhnya adalah milik kaum Goblin, dan ketiga sahabat
berhasil melarikan Horcrux Piala itu. Dengan kejadian ini, Voldemort, yang
berhasil mencuri Tongkat Elder dari makam Dumbledore, menyadari sepenuhnya
bahwa Harry Potter dan sahabat-sahabatnya sedang mencari dan menghancurkan
Horcrux-Horcruxnya. Secara tidak sengaja, pikiran Harry terhubung dengan
pikiran Voldemort yang mengungkapkan bahwa ada satu lagi Horcrux yang
disembunyikan di Hogwarts. Harry segera menyadari bahwa Horcrux di Hogwarts ini
adalah Mahkota
Rowena Ravenclaw.
Di Hogsmeade, Aberforth Dumbledore membantu Harry, Ron,
dan Hermione untuk menyelinap masuk ke Hogwarts. Harry memperingatkan para staf
pengajar Hogwarts bahwa Voldemort akan segera datang menyerbu. Orde Phoenix,
Laskar Dombledore, para pelajar, dan banyak alumni Hogwarts tiba di sana ketika
para pengikut Voldemort tiba menyerang. Pertempuran ini memakan banyak korban,
di antaranya adalah Fred Weasley, Remus Lupin, Nymphadora Thonks, dan Colin Creevey. Sementara
Harry mencari Horcrux Mahkota itu, Ron dan Hermione memasuki Kamar Rahasia untuk
mengambil taring ular Basilisk
yang dahulu dibunuh oleh Harry Hermione menggunakan taring itu untuk
menghancurkan Horcrux Piala Hufflepuff. Dalam pencarian itu, Harry kemudian
teringat bahwa ia pernah melihat Mahkota itu dikamar kebutuhan. Di kamar
itu, ketiganya diserang oleh Malfoy, Crabbe,
dan Goyle.
Crabbe mempergunakan mantera Fiendfyre yang sangat kuat
yang malah membunuh dirinya sendiri dan juga menghancurkan mahkota itu.
Pikiran Harry terhubung dengan pikiran Voldemort kembali, dan ketiganya
segera pergi ke Shrieking Shack. Mereka
mendengar Voldemort memberitahu Snape bahwa Tongkat Elder tidak dapat digunakannya dengan baik dikarenakan Snape
telah menjadi tuan atas Tongkat itu setelah Snape membunuh pemilik Tongkat itu
sebelumnya, Albus Dumbledore. Voldemort yakin
bahwa dengan membunuh Snape maka Tongkat itu akan menjadi miliknya seutuhnya.
Ia menyuruh Nagini
untuk membunuh Snape, kemudian pergi ke Hogwarts. Ketika Snape sedang jatuh sekarat,
ia memberikan Harry memorinya. Memori ini kemudian mengungkapkan bahwa Snape,
sekalipun tidak sepenuhnya baik, adalah orang yang setia kepada Dumbledore,
didorong oleh cinta seumur hidupnya kepada ibu Harry, Lily Potter.
Dumbledore, yang hidupnya sudah tidak lama lagi akibat kutukan yang mengenainya
dari Horcrux Cincin Gaunt,
telah menyuruh Snape untuk membunuh
Dumbledore bila perlu, untuk melindungi peranan Snape dalam Orde
Phoenix dan
juga untuk menggantikan Draco Malfoy yang ditugasi Voldemort untuk
membunuh
kepala sekolahnya. Adalah Snape juga yang mengirimkan Patronus Rusa
betina yang
mengantar Harry ke pedang Gryffindor. Memori itu juga mengungkapkan
bahwa Harru sendiri adalah Horcrux — Voldemort tidak akan dapat dibunuh
selama Harry masih hidup.
Pasrah akan nasibnya, Harry pergi seorang diri ke Hutan Terlarang di mana
Voldemort telah menunggu. Dalam perjalan itu, Harry menemukan petunjuk dari
Snitch, yang membuka dan di dalamnya terdapat Batu Kebangkitan. Harry memanggil arwah dari Orang tuanya, Sirius Black dan Remus Lupin,
yang menenangkan dan menemaninya ke tempat Voldemort. Ia kemudian membiarkan
kutukan Voldemort, Avada Kedavra, mengenai
dirinya. Harry terbangun di suatu tempat seperti di dunia lain dan tidak yakin
apakah ia masih hidup atau sudah mati. Albus Dumbledore muncul dan menjelaskan
bahwa bagian jiwa Voldemort yang berada di dalam diri Harry telah dihancurkan
oleh kutukan pembunuh itu. Ia menjelaskan juga bahwa seperti Voldemort tidak
dapat dibunuh sementara bagian jiwanya masih tersisa, maka Harry juga tidak
dapat dibunuh sementara darahnya masih mengalir di tubuh Voldemort. Harry, yang
berhasil "mengalahkan maut" dengan menyatukan ketiga Relikui
Kematian, mendapat pilihan untuk "meninggalkan dunia" atau kembali
hidup di dunia.
Harry hidup kembali, tapi ia berpura-pura telah tewas. Voldemort
menyuruh Hagrid untuk membawa Harry ke Hogwarts sebagai tanda kemenangan.
Ketika pertempuran memanas kembali, Harry memakaikan dirinya sendiri Jubah
Gaib. Neville menarik pedang Gryffindor dari Topi Seleksi
dan berhasil memenggal kepala Nagini, menghancurkan Hocrux terakhir. Penduduk desa Hogsmeade, para Centaurus dari hutan, dan
para peri rumah Hogwarts ikut masuk dalam pertempuran melawan para Pelahap
Maut, yang mulai berbalik kalah unggul dalam jumlah. Di dalam puri, McGonagall,
Kingsley, dan Slughorn berduel melawan Voldemort; sementara Ginny, Hermione, dan Luna melawan Bellatrix Lestrannge. Ketika sebuah kutukan
pembunuh hampir mengenai Ginny, Molly Weasley terjun ke pertempuran, mendorong
para gadis menjauh, dan dengan sengit bertempur dengan Bellatrix. Ia berhasil
membunuh Bellatrix dengan manteranya. Harry menampakkan dirinya kembali dan
menantang Voldemort. Harry berhasil menyimpulkan bahwa Voldemort bukanlah
pemilik sejati dari Tongkat Elder. Ketika Draco Malfoy
melucuti Dumbledore di Menara Astronomi, Draco tanpa sadar telah menjadi
pemilik Tongkat Elder; dan ketika Harry belakangan merebut tongkat Draco, ia
sendiri menjadi pemilik baru yang sejati dari Tongkat Elder. Voldemort
melemparkan Kutukan Pembunuh kepada Harry yang dilawan Harry dengan Mantera
Pelucutan Senjata; namun Tongkat Elder melindungi tuannya sehingga kutukan Voldemort
memantul dan berbalik membunuh Voldemort sendiri.
Setelah
pertempuran berakhir, Harry mendatangi lukisan Dumbledore. Ia memberitahu bahwa
ia akan menyimpan Jubah Gaib itu, tapi untuk mencegah ketiga Relikui Kematian
itu bersatu kembali, Batu Kebangkitan akan dibiarkan di tempat ia terjatuh di
Hutan Terlarang, dan Tongkat Elder akan dikembalikan ke makam Dumbledore. Jika
Harry kelak meninggal tanpa terkalahkan, maka kekuatan Tongkat Elder akan padam
seiring dengan kematiannya. Lukisan Dumbledore menganggukkan persetujuannya.
Sebelum menempatkan Tongkat Elder kembali ke makam itu, Harry mempergunakannya
untuk memperbaiki tongkat sihirnya sendiri yang telah patah.
Sembilan belas tahun kemudian, Harry telah menikah dengan Ginny
Weasley, dan mereka memiliki tiga anak bernama James Sirius, Albus Severus, dan Lily Luna. Ron dan Hermione juga menikah
dan memiliki dua anak, Rose dan Hugo. Keluarga-keluarga itu bertemu di Stasiun King's Cross, di
mana Albus akan memasuki tahun pertamanya bersekolah di Hogwarts. James, anak
pertama mereka, sudah bersekolah di Hogwarts, sementara Lily baru akan masuk ke
Hogwarts dua tahun kemudian.
Anak baptis Harry yang berumur sembilan belas tahun, Teddy Lupin,
ditemukan berpapasan dengan Victoire Weasley (putri Bill dan Fleur) di salah
satu kompartemen kereta. Teddy tampaknya sangat dekat dengan keluarga Potter,
dengan perkataan Harry, "Ia sudah datang untuk makan malam bersama empat
kali seminggu."
Harry juga melihat Draco Malfoy dan istrinya bersama putra mereka,
Scorpius. Malfoy menganggukkan kepala singkat ke Harry, kemudian pergi.
Harry menenangkan Albus, yang khawatir akan masuk ke Slytherin.
memberitahu bahwa Severus Snape, dari mana nama Severus diambil, adalah seorang
Slytherin dan ia adalah orang yang paling berani yang pernah ditemuinya. Harry
juga membocorkan bahwa Topi Seleksi akan mengikuti pilihan seseorang. Neville Longbottom telah menjadi guru Herbologi dan berteman baik dengan Harry.
Buku
ini diakhiri dengan pengungkapan bahwa bekas luka Harry tidak pernah sakit lagi
selama sembilan belas tahun sejak Pangeran Kegelapan dikalahkan, dan semuanya
berjalan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar